Asas-Asas Dalam Peraturan Perundangan Penjelasan Lengkap

Banyak orang berpikir bahwa menulis undang-undang adalah pekerjaan yang mudah. Setelah pasal-pasal dan alinea-alinea telah disusun, maka penyusunan rancangan undang-undang selesai. Dalam sebuah seminar, seorang ahli menyatakan bahwa jika tujuan dirumuskan, pengembangan standar dapat diselesaikan dalam 2 (dua) jam. Namun ketika pakar tersebut mencoba merumuskan pemikirannya dalam sebuah bab, ia tidak dapat menyelesaikan bab tersebut hingga akhir seminar.

Gambar Tumbnail


Peraturan perundang-undangan bukanlah suatu pendapat atau artikel akademis yang semata-mata berasal dari suatu pendapat atau teori. Pendapat dan artikel tidak memiliki kekuatan untuk memaksa orang lain melakukan atau tidak melakukannya. Di sisi lain, undang-undang dan peraturan adalah dokumen hukum yang memiliki konsekuensi hukuman bagi entitas yang diatur. Peraturan perundang-undangan juga merupakan dokumen politik yang memuat kepentingan berbagai pihak.

Jika seseorang ingin membuat rancangan undang-undang yang baik, maka seseorang harus memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk melakukannya. Kami menjelaskan secara singkat pengetahuan dan keterampilan ini di bawah ini.

Menurut Van der Vilies, perumusan tentang asas pembentukan peraturan perundang undangan yang baik (algemeen beginselen van behoorlijke regelgeving), dapat dibagi menjadi dua bagian, yakni asas formal (formele beginselen) dan asas materiil (materiele beginselen). 

Asas formal meliputi:

  • Asas tujuan yang jelas.
  • Asas organ /lembaga yang tepat.
  • Asas perlunya pengaturan.
  • Asas dapat dilaksanakan.
  • Asas Konsensus.

Asas Materil meliputi,

  • Asas Terminologi dan sistematika yang jelas.
  • Asas dapat dikenali.
  • Asas perlakuan yang sama dalam hukum.
  • Asas kepastian hukum.
  • Asas pelaksanaan hukum sesuai dengan keadaan individu.

Purnadi Purbacaraka dan Soerjono Soekanto, mencoba memperkenalkan beberapa asas-asas dalam perundang-undangan, yakni:
  1. Undang-undang tidak boleh berlaku surut.
  2. Undang-Undang yang dimuat oleh penguasa yang lebih tinggi, mempunyai kedudukan yang lebih tinggi pula.
  3. Undang-undang yang bersifat khusus menyampingkan undang-undang yang bersifat umum (lex spesialis derogat lex generali).
  4. Undang-undang yang berlaku belakangan membatalkan undang-undang yang berlaku terdahulu (lex posteriore derogat lex priori).
  5. Undang-undang tidak dapat diganggu gugat.
  6. Undang-undang sebagai sarana unuk semaksimal mungkin dapat mencapai kesejahteraan spiritual dan materiil bagi masyarakat maupun individu, melalui pembaharuan atau pelestarian (asas welvaarstaat).

Read Also :